This is Me

Foto saya
seorang remaja yang akan beranjak dewasa, sedang memilih ritme kehidupan, spontaneous, cheerful, fashionable, tricky and curious. bismillah...

Sabtu, 19 Februari 2011

Surat Terakhir Untuk Penghuni Mars

Surakarta, 3 Januari 2011

Aku menulis surat ini dengan ragu-ragu. Penuh rasa bersalah dan tertekan. Ada dua hal yang membuatku jengah. Besok aku ujian fisika dan aku malah kepikiran kamu. Semua ini gara-gara Daniel Powter yang tanpa ijin menyumbangkan Free Loop-nya melalui si merah. Buyarlah semua konsentrasiku. Perhatianku kini tertuju padamu, boo. Kembali ke kejadian 2 tahun yang lalu.
Oh aku sampai lupa, lancang ya aku nerocos ngomel-ngomel tanpa basa-basi bertanya kabarmu. Kamu baik-baik saja kan? Pasti kamu sekarang tambah sering makan mie instan! Semoga saja pacar barumu lebih galak dari aku. Agar kamu bisa hidup lebih sehat. Ehm, bagaimana kabar kucing-kucingmu? Lalu apa kamarmu masih dicat biru? Apakah kamu masih sering terbayang-bayang Lancer? Lalu bagaimana dengan novel The Secret? Apakah masih kau simpan rapi? Apa iya bisa manjur tuh motivasinya? Kalau iya aku mau dong baca buku motivasi. Asal perasaan bersalahku selama 2 tahun ini bisa teratasi. Tunggu sebentar, apa kamu kaget aku masih ingat sama kebiaasaanmu? Ah lupakan, itu tadi cuma basi-basi kok. Biar aku tidak dicap cewek lancang dimatamu. Jangan tersinggung ya.
Sebenarnya aku kaget sendiri bisa menulis semua itu. Jangan-jangan ada makhluk halus yang menyokong tubuhku agar aku tidak pingsan dan menyumbat aliran air mataku agar tidak banjir. Tenang saja boo, aku baik-baik saja. Aku sudah minum susu sebelum tidur. Dan aku juga sudah makan malam tepat pada waktunya. Sekarang aku juga tidak ngebut lagi kalau naik motor. (Aku sedang berkhayal kau bertanya tentang keadaanku). Tapi aku sekarang sudah berhenti nge-pump. Maaf ya guruku. Apa kau sadar kaulah guruku saat aku ingin bisa sepertimu. Menari, loncat-loncat di atas mesin Pump-Nx. Yang menurutku terlihat keren. Aku bahkan tidak peduli orang-orang menganggap cowok seperti itu berarti banci. Aku tetap suka gayamu. Gayamu yang humoris, konyol, dan sedikit slengekan.
Oke boo, langsung saja. Tapi sebelumnya, di surat ini aku akan tetap memanggilmu boo. Aku tidak peduli kau mau terima atau tidak. Tapi ijinkanlah, hanya untuk terakhir kalinya. Lewat surat ini.
Aku akan sedikit membuka luka lama di hatiku. Tapi tenang saja boo, makhluk halus tadi sepertinya masih menyumbat aliran air mataku (maaf aku berbohong). 2 tahun yang lalu kita bertikai. Seseorang yang mengaku sebagai sahabatku telah membuyarkan kisah kita. Kisah yang dengan penuh perjuangan kau ciptakan. Aku tahu boo, seberapa besar kerja kerasmu. Aku sangat menghargai usahamu. Tapi sudahlah, toh semua telah berakhir. Fin. Selesai. Tamat. Kisah kita ternyata tidak bersambung seperti sinetron-sinetron kebanyakan. Ini adalah sebuah film dimana Tuhan sebagai penulis skenarionya.
Aku memang sangat terpukul saat kau meragukan cintaku. Secara tidak langsung kau malah mempercayai cewek itu (maaf, aku sudah membuang namanya dari hidupku). Tapi jujur boo, memang saat aku menerimamu aku belum sepenuh hati mencintaimu. Aku hanya kagum pada kepribadianmu. Kau sangat perhatian dan menghargai wanita. Tapi tidakkah kau melihatku selama perjalanan kita? Bagaimana aku mengkhawatirkan pola makanmu yang tidak sehat. Bagaimana aku mengkhawatirkan prestasi belajarmu. Bagaimana aku mengkhawatirkan keadaanmu saat hujan. Apakah masih kurang perhatiaan yang aku berikan? Tidakkah kau lihat dan kau rasakan betapa aku sangat ingin kau dalam keadaan yang baik? Walau aku harus marah-marah dan berperilaku galak. Itu semua hanya demi kamu boo. Tidakkah kau…..
Boo, tahukah kau? Saat sebuah vas pecah, mungkin kita bisa mengambil lem dan menggabungkannya menjadi utuh. Utuh seperti bentuk vas semula. Tapi tidakkah kau lihat bekas lem yang menempel? Pasti kau akan melihat bekas retakan yang menempel pada vas itu. Begitu juga kita. Kita bertiga. Aku sudah memaafkanmu dari dulu. Aku juga sudah memaafkannya. Tapi aku belum bisa menerimanya kembali masuk dalam hidupku.
Aku bodoh, pengecut. Aku bahkan tidak bisa mengalahkan egoku untuk menemuimu, menjelaskan dan meminta penjelasan darimu. Aku mencampakanmu begitu saja. Aku sangat menyesal boo. Aku merasa aku egois sekali hingga tak memberimu kesempatan bahkan sedikit celah untuk bicara. Aku terlalu emosional dan terburu-buru mengambil keputusan. Hatiku benar-benar terbakar. Rasa marah dan kecewa bercampur menjadi satu. Kini aku hanya ingin meminta maafmu. Aku minta maaf atas segala kesalahanku. Aku berjanji setelah ini aku akan membuka lembaran baru. Kembali menjadi cewek normal. Membuka hati untuk orang lain dan kambali mempercayai orang lain. Aku juga berjanji akan kembali menjadi temanmu yang paling gila, seperti dulu. Itupun jika kau mau dan Tuhan masih mengijinkanku bertemu denganmu. Siapa yang tahu akan skenarioNya? Betul tidak?
Salam cinta damai,
Bebh
Ps : Aku sudah membakar habis semua kenangan kita. Sekarang aku lega. Doakan semoga ujian fisikaku lancar. Jadilah arsitek yang sukses bung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar